SETDA.ASMATKAB.GO.ID
  • Home
  • KANTOR BUPATI
    • Visi Dan Misi
    • Struktur Organisasi
  • Produk Hukum
    • Peraturan Daerah
    • Peraturan Bupati
    • Keputusan Bupati
  • PERDA PERBUP
  • BERITA
  • BERITA VIDEO YOUTUBE

Ibadah Syukur Satu Abat Nubuatan I.S. Kijne dan HUT Ke-19 Jemaat GKI Agats

10/26/2025

0 Comments

 
Picture
Jayapura,PapuaLink.co— Dalam balutan kehangatan iman, Jemaat GKI Agats, Kabupaten Asmat, merayakan Hari Ulang Tahunnya yang ke-19. Perayaan ini terasa kian istimewa karena bertepatan dengan momen bersejarah Satu Abad Nubuatan Peradaban yang pernah diucapkan oleh Pendeta Dominee Izaak Samuel Kijne di Aitumeri, Teluk Wondama.
Ibadah syukur gabungan yang dipusatkan di Gedung Gereja GKI Agats, Jalan Doloq, pada Minggu (26/10/2025) ini menjadi pengingat yang menyentuh hati bagi perjalanan panjang peradaban Orang Asli Papua.
Seratus tahun telah berlalu sejak Pendeta Izaak Samuel Kijne menanam benih harapan di Aitumeri, namun gema kalimat profetis itu diyakini masih kuat membimbing langkah orang Papua hingga kini.
“Injil datang ke Tanah Papua bukan sekadar membawa ajaran agama, melainkan menanamkan benih peradaban,” ujar Ketua Klasis GKI Buciwew Akat Asmat, Pendeta Simon Rumbrawer, S.Th, dalam sambutannya.
Ia merincikan, benih peradaban itu mencakup nilai-nilai kasih, kerja keras, kejujuran, dan tanggung jawab sebagai fondasi utama untuk membangun kehidupan yang bermartabat.
Di tengah derasnya arus globalisasi, pesan I.S. Kijne menjadi kompas moral, mengingatkan bahwa iman kepada Kristus adalah fondasi utama pembangunan manusia Papua seutuhnya.

Fondasi Iman dan Budaya Lokal
Perjalanan satu abad ini menandai transformasi luar biasa masyarakat Papua, dari kampung ke kota, dari budaya lisan menuju literasi, dan dari keterisolasian menuju dunia global.
Namun, Pendeta Simon Rumbrawer mengingatkan sebuah pesan kunci dari Kijne: modernitas tanpa akar iman dan budaya akan kehilangan arah.
Oleh karena itu, ia menegaskan bahwa peradaban Papua masa depan harus berakar kuat pada Injil dan kekayaan budaya lokal, yaitu peradaban yang menghormati alam, menghargai sesama, dan hidup damai dengan Sang Pencipta.
“Peradaban Papua yang sejati adalah peradaban yang inklusif. Ia harus mampu berdialog dengan ilmu pengetahuan tanpa kehilangan iman, dan berpartisipasi dalam kemajuan dunia tanpa meninggalkan identitasnya sebagai tanah Injil,” pungkasnya, menyerukan hal ini sebagai panggilan bagi generasi penerus.
​Ibadah syukur ini dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat, termasuk Ketua DPRK Asmat Ferdinandus Puk, jajaran Pimpinan OPD, Forkopimda, warga jemaat GKI Via Dolorosa Cemenes, serta para tokoh agama dari Persekutuan Oikumene Gereja-Gereja (POGA) Asmat dan ketua jemaat dari berbagai denominasi gereja. Kehadiran mereka menegaskan persatuan dan komitmen bersama untuk melanjutkan warisan spiritual dan peradaban yang telah ditabur seratus tahun silam.(Redaksi)

0 Comments



Leave a Reply.

    Author

    Write something about yourself. No need to be fancy, just an overview.

    Categories

    All

    RSS Feed

copyright setda.asmatkab.go.id ©July/7 2025
  • Home
  • KANTOR BUPATI
    • Visi Dan Misi
    • Struktur Organisasi
  • Produk Hukum
    • Peraturan Daerah
    • Peraturan Bupati
    • Keputusan Bupati
  • PERDA PERBUP
  • BERITA
  • BERITA VIDEO YOUTUBE