SETDA.ASMATKAB.GO.ID
  • Home
  • KANTOR BUPATI
    • Visi Dan Misi
    • Struktur Organisasi
  • Produk Hukum
    • Peraturan Daerah
    • Peraturan Bupati
    • Keputusan Bupati
  • PERDA PERBUP
  • BERITA
  • BERITA VIDEO YOUTUBE

Peluang Ekonomi Lokal dan Tantangan Logistik, Satgas MBG Asmat Optimis Program Akan Berjalan Bertahap

11/10/2025

0 Comments

 
Picture
Asmat,PapuaLink.co – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintah pusat mulai menunjukkan titik terang di Kabupaten Asmat. Setelah melalui proses panjang, satu dapur aglomerasi yang dikelola yayasan telah siap beroperasi.
Hal ini disampaikan oleh Mohammad Iqbal, Wakil Ketua Satgas MBG Kabupaten Asmat, usai rapat koordinasi dengan koordinator Satuan Pelaksana Program Gizi (SPPG) wilayah Asmat  pada Senin (10/11/25).
“Alhamdulillah, kami bersyukur karena dari hasil rapat dengan koordinator SPPG wilayah Asmat di sampaikan telah ada 4 (empat) dapur aglomerasi yang terdaftar di pusat, satu dapur telah siap dan Kepala SPPG, Ibu Halima, sudah  melapor kepada kami di Satgas,” ujar Iqbal. saat diwawancarai papualink.co via telpon.Pembentukan Satgas dan Tantangan Awal
Iqbal menjelaskan bahwa pelaksanaan program MBG ini dikelola oleh Badan Gizi Nasional (BGN) secara terpusat, dan yayasan yang menjalankan program di daerah ditunjuk langsung oleh pusat. Pemerintah Daerah (Pemda) Asmat, diwakili Satgas, awalnya menghadapi kendala karena tidak terlibat langsung dalam proses pendaftaran dan pengelolaan dana.
* Program MBG diprogramkan dan sudah disampaikan ke seluruh kepala daerah untuk segera dilaksanakan.
* Di daerah, tidak ada pengelolaan dan tidak ada dana khusus untuk mengelola dapur gizi.
* Secara nasional, dapur MBG dikelola oleh Badan Gizi Nasional (BGN).
* Proses pendaftaran dapur aglomerasi adalah urusan pusat.
* Satgas MBG Kabupaten Asmat dibentuk sekitar bulan September untuk mempercepat pelaksanaan program.
“Kami di daerah hanya menerima. Awalnya kami tidak tahu siapa yang daftar, bagaimana prosesnya, karena link semua ada di yayasan yang ada di pusat,” kata Iqbal.
Sosialisasi program MBG di Asmat baru dilaksanakan pada bulan Oktober, setelah koordinator SPPG datang melaporkan secara resmi. Dari laporan tersebut, diketahui ada empat dapur yang terdaftar, namun tiga di antaranya masih tercatat dan belum terdaftar secara resmi, sementara satu dapur, yang dikelola Yayasan Bejana Nusantara, telah berproses.
Kesiapan Operasional dan Dukungan Pemda
Satu dapur yang telah siap operasional ini dijadwalkan akan mulai beroperasi namun, pihak Satgas meminta agar pelaksanaan launching disertai laporan resmi dan sosialisasi kepada Pemda dan Satgas.
“Hal ini penting agar jika dapur ini sudah berjalan, Pemerintah Daerah dapat mendukung sesuai tugas dan fungsi OPD (Organisasi Perangkat Daerah) masing-masing, seperti Dinas Pertanian, Dinas Peternakan, dan Kopperindag,” tegas Iqbal.
Tujuan utama dukungan Pemda adalah memastikan agar operasional dapur tidak boleh berhenti satu hari pun akibat terkendala yang sudah harus diantisipasi oleh koordinator SPPG wilayah asmat.
Iqbal melihat program MBG ini sebagai peluang besar untuk menggerakkan perekonomian masyarakat lokal. Ia menyoroti potensi gangguan logistik dan harga yang mungkin timbul akibat tingginya permintaan bahan baku.
“Kami sepakat bahwa kebutuhan dasar untuk dapur akan diprioritaskan perolehannya dari daerah setempat. Kalau memungkinkan, misalnya dia mau masak ikan, jangan ambil dari kapal luar, tapi ambil ikan dari tangkapan nelayan lokal,” jelasnya.
Pihaknya juga berkomitmen untuk melindungi operasional dapur jika terjadi kelangkaan bahan baku. “Kalau terjadi chaos yang tidak bisa ditolerir, misalnya stok ayam di pasar tinggal sedikit, maka ayam itu tidak boleh dijual untuk masyarakat. Ayam wajib dibeli oleh dapur karena kita utamakan pelayanan dapur,” kata Iqbal.
Selain itu, program ini juga berpotensi menciptakan lapangan kerja baru, baik sebagai tenaga kerja dapur maupun peluang usaha mikro, seperti pemasok air galon.
“Kalau satu dapur bisa menampung 47 orang, dan nanti ada sepuluh dapur, bayangkan berapa banyak tenaga kerja yang terserap,” tambahnya.
Tantangan yang dihadapi saat ini adalah kesiapan masyarakat, terutama ibu-ibu, untuk memproduksi makanan yang sesuai standar kesehatan dan gizi yang ditetapkan BGN, termasuk pemeriksaan kesehatan bagi juru masak.
Iqbal berharap dengan berdirinya satu dapur ini dapat menjadi percontohan yang baik, sehingga menjadi bekal bagi Pemda untuk menerima dan mendukung operasional dapur-dapur MBG lain yang akan didirikan di Kabupaten Asmat.(Redaksi)

0 Comments



Leave a Reply.

    Author

    Write something about yourself. No need to be fancy, just an overview.

    Categories

    All

    RSS Feed

copyright setda.asmatkab.go.id ©July/7 2025
  • Home
  • KANTOR BUPATI
    • Visi Dan Misi
    • Struktur Organisasi
  • Produk Hukum
    • Peraturan Daerah
    • Peraturan Bupati
    • Keputusan Bupati
  • PERDA PERBUP
  • BERITA
  • BERITA VIDEO YOUTUBE