ASMAT, Seputarpapua.com | Majelis Rakyat Papua (MRP) Provinsi Papua Selatan audiensi bersama Forkopimda dan keluarga korban menyikapi kasus penembakan warga hingga tewas oleh anggota Satgas Kewilayahan Yonif 123/Rajawali pada 27 September 2025, menyebabkan kericuhan hingga penyerangan Pos Satgas di Distrik Agats. Kegiatan audiensi berlangsung di Aula Kantor Bupati Kabupaten Asmat, Kamis (2/10/2025). Bupati Asmat, Thomas Eppe Safanpo, mengatakan kerahadiran MRP di Kabupaten Asmat dalam rangka melakukan investigasi atas kasus penembakan yang terjadi tanggal 27 September lalu. “Oleh karena itu, Pemerintah dan Forkopimda Asmat menyambut baik kunjungan kerja dan investigasi yang dilakukan oleh MRP Provinsi Papua Selatan atas peristiwa yang kami alami,” kata Bupati Thomas Safanpo.Bupati pun mengaku audiensi ini untuk bagaimana sama-sama mencari solusi atas persoalan yang terjadi. Sementara Wakil Ketua I MRP, Antoneta Mokom Metemko, mengatakan bahwa kedatangan MRP ke Asmat sebagai bentuk tanggung jawab suatu lembaga yang dibentuk berdasarkan Undang-undang Otsus untuk memproteksi orang asli Papua.Kegiatan ini diketahui diikuti oleh pihak Keuskupan Agats, tokoh adat, tokoh perempuan, tokoh agama, tokoh pemuda, hingga tokoh masyarakat setempat. Diketahui sebelumnya, kasus penembakan terhadap warga sipil terjadi di Distrik Agats yang menyebabkan korban tewas ditempat. Buntut kasus tersebut, warga yang marah berbuat kericuhan dengan menyerang Pos Satgas Kewilayahan Yonif 123/Rajawali lalu membakarnya. Aksi pun berlanjut hingga terjadi penjarahan sejumlah tempat usaha di wilayah itu. Reporter : Elgo Wohel editor : Saldi Hermanto
0 Comments
ASMAT, Seputarpapua.com | Pemerintah Kabupaten Asmat melakukan konvergensi tahap 1 Analisis situasi penguatan pelaksanaan dan penguatan perencanaan dalam rangka pelaksanaan aksi pencegahan dan percepatan penurunan Stunting. Kegiatan konvergensi Stunting ini berlangsung di Gedung Woroucem Kesbangpol, Kabupaten Asmat, Kamis (2/10/2025). Bupati Asmat Thomas Eppe Safanpo mengatakan, stunting yang sering disebut kerdil atau pendek adalah kondisi gagal tumbuh pada anak dibawah 5 tahun yang disebabkan kurang gizi kronis dan infeksi berulang terutama pada periode 1000 hari pertama kehidupan sejak ibu mulai mengandung sampai anak berusia 23 bulan yang dapat mengakibatkan otak dan fisik anak sulit berkembang serta akan mempengaruhi kognitif, produktifitas kesehatan. Menurut Thomas, Konvergensi Stunting sebagi salah satu pendekatan intervensi percepatan penurunan stunting merupakan upaya menyelaraskan perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pemantauan dan pengendalian kegiatan lintas sektor serta antar tingkat pemerintah dan masyarakat secara terkoordinir, terpadu dan bersama-sama dengan sasaran prioritas Ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui, anak baduta, anak balita, remaja putri, calon pengantin, serta rumah tangga dan masyarakat. “Berdasarkan data survei status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, prevalensi Stunting di wilayah Kabupaten Asmat tercatat sebesar 54,4 persen,” kata Bupati. Selanjutnya berdasarkan data dari E-PPGBM tahun 2022 prevalensi Stunting sebesar 29,0 persen sedangkan pada tahun 2023 prevalensi stunting mengalami penurunan sebesar 27,3 persen, lalu di 2024 prevalensi Stunting ada di angka 25,0 persen dan pada 2025 bulan Januari -Agustus prevalensi sebesar 23,7 persen. “Kegiatan analisis situasi adalah identifikasi sebaran data Stunting, data sasaran, data cakupan layanan, data pendukung dari distrik, puskesmas serta identifikasi kendala dan rekomendasi serta usulan kegiatan program dalam pelaksanaan integrasi,” jelas Thomas.“Saya meminta kepada semua perangkat daerah untuk mendukung penuh kegiatan-kegiatan aksi konvergensi,” sambungnya.Ia pun meminta semua pihak bekerja keras untuk memenuhi target.“Saya berharap dengan kegiatan analisis situasi ini bisa menjadikan Kabupaten Asmat mencapai target sesuai yang sudah direncanakan bersama yaitu tahun 2025 sebesar 14 persen dengan demikian selisih saat ini 9,7 persen,” pungkasnya. Reporter : Elgo Wohel editor : Dhias Suwandi ASMAT, Seputarpapua.com | Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Asmat, Provinsi Papua Selatan, menggelar ibadah perayaan ekaristi tiga malam atas berpulangnya Almarhum Drs. Wiro Yoseph Watken sebagai Penjabat Caretaker Bupati Asmat pertama tahun 2003-2005, Rabu (1/10/2025), di Rumah Baca Jalam Kaye, Distrik Agats. Ibadah perayaan ekaristi tiga malam Almarhum Wiro Yoseph Watken dipimpin oleh Pastor Wilhelmus Kamamas. Bupati Asmat, Thomas Eppe Safanpo, dalam sambutannya mengatakan sebagai bagian dari Pemkab Asmat, melaksanakan doa tiga malam untuk mengenang dan menghormati serta mendoakan Almarhum untuk perjalanan selanjutnya setelah wafat. “Saya sampai dititik ini karena saya belajar dari para pemimpin-pemimpin besar yang merintis dan meletakkan dasar di wilayah Kabupaten Asmat,” kata Bupati Thomas Safanpo. Bagi Thomas, sosok-sosok seperti Wiro Watken, Bapak Meokbun, Yuvensius Biakai hingga Elisa Kambu, adalah guru dan mentor dalam kepemimpinan. “Acara malam ini merupakan bentuk penghormatan saya kepada Bapak Wiro Watken yang adalah orang tua, mentor dan guru saya,” ucap Bupati.“Saya mengundang seluruh jajaran pemerintahan hadir di sini, karena Bapak Wiro Watken adalah perintis dan peletak dasar pertama di Kabupaten Asmat dan kita patut menghormati jasa beliau,” pungkasnya.Reporter : Elgo Wohel editor : Saldi Hermanto |
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview.
Categories |



RSS Feed