ASMAT, Seputarpapua.com | Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi (Perindagkop), UKM dan Tenaga Kerja Kabupaten Asmat, Provinsi Papua Selatan, melaksanakan pelatihan dasar komputer bagi pencari kerja (Pencaker) orang asli Papua (OAP) tahun 2025. Kegiatan ini berlangsung di Gedung Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Distrik Agats, Kabupaten Asmat, Jumat (14/11/2025). Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Asmat, Absalom Amirayam, dalam sambutannya mengatakan pelatihan ini untuk membekali para pencaker OAP dengan pengetahuan dan keterampilan dasar penggunaan komputer. “Pelatihan ini diharapkan dapat membuat peserta mampu mengoperasikan komputer, memahami dasar-dasar Microsoft Office, dan melaksanakan berbagai tugas yang membutuhkan kemampuan komputer,” ujar Absalom. Ia menegaskan, perkembangan teknologi saat ini menuntut setiap orang untuk terus belajar dan menyesuaikan diri dengan perkembangan yang ada. “Dunia sudah sangat maju. Jika kita tidak memaksakan diri untuk mempelajari ilmu pengetahuan yang baru, maka kita tidak akan bertumbuh dan berkembang. Kita harus menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi yang kita hadapi,” katanya. “Mari kita dedikasikan diri kita untuk belajar, dan gunakan ilmu serta keterampilan ini untuk pengembangan diri dalam melayani masyarakat, khususnya di Kabupaten Asmat,” sambungnya. Melalui pelatihan ini, Pemkab Asmat berharap peningkatan kemampuan tidak hanya bagi pencari kerja, tetapi juga bagi ASN orang asli Papua agar dapat mengoperasikan perangkat komputer dengan baik, memiliki keahlian yang memadai, serta dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja di lingkungan kantor. Reporter : Elgo Wohel editor : Saldi Hermanto
0 Comments
smat, PapuaLink.Co — Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Asmat mulai persiapan kontingen daerah mereka jelang pelaksanaan Pekan Olahraga Provinsi (PORPROV) II Papua Selatan yang dijadwalkan akan segera bergulir. Kesiapan ini dimatangkan melalui rapat koordinasi yang digelar di Ruang Rapat Kantor Kesbangpol, Kabupaten Asmat, pada Senin (10/11/25) kemarin. Pertemuan penting ini dihadiri oleh Ketua dan seluruh jajaran pengurus KONI, perwakilan dari berbagai Cabang Olahraga (Cabor), serta instansi terkait lainnya. Ketua Umum KONI Kabupaten Asmat, Thomas Eppe Safanpo, menegaskan bahwa kontingen Asmat akan membawa atlet-atlet terbaik yang siap bersaing dalam ajang olahraga tingkat provinsi tersebut. Dalam arahannya, Thomas Eppe Safanpo menyoroti pentingnya memberi kesempatan yang sama kepada seluruh atlet berpotensi di Asmat, tanpa memandang latar belakang. “Atlet di Asmat bukan berarti semuanya harus Orang Asli Papua (OAP). Siapa pun yang memiliki kemampuan dan potensi harus diberi kesempatan yang sama untuk berpartisipasi,” ujar Thomas Safanpo. Meski demikian, Thomas memberikan penegasan terkait identitas atlet yang akan berlaga. Ia memperbolehkan penggunaan pelatih dari luar daerah untuk meningkatkan kualitas, namun secara tegas meminta atlet yang bertanding adalah murni putra-putri Asmat. “Saya membolehkan saudara-saudara menggunakan pelatih dari luar daerah. Namun, untuk atlet, saya ingin semuanya merupakan putra-putri Asmat,” tegasnya. Ikuti 11 Cabor Unggulan Untuk diketahui, KONI Kabupaten Asmat telah memastikan keikutsertaan kontingen mereka dalam 11 cabang olahraga pada PORPROV II Papua Selatan. Sebelas cabang olahraga yang akan diikuti oleh Kontingen Asmat tersebut meliputi: * Futsal * Pencak Silat * Bulu Tangkis * Bola Basket * Catur * Bola Voli * Tenis Meja * Atletik * Taekwondo * Bola Biliar * Karate Dengan persiapan yang matang dan penekanan pada kualitas serta semangat daerah, KONI Asmat optimis kontingennya mampu meraih hasil terbaik di PORPROV II Papua Selatan.(Redaksi) Asmat,PapuaLink.co – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintah pusat mulai menunjukkan titik terang di Kabupaten Asmat. Setelah melalui proses panjang, satu dapur aglomerasi yang dikelola yayasan telah siap beroperasi. Hal ini disampaikan oleh Mohammad Iqbal, Wakil Ketua Satgas MBG Kabupaten Asmat, usai rapat koordinasi dengan koordinator Satuan Pelaksana Program Gizi (SPPG) wilayah Asmat pada Senin (10/11/25). “Alhamdulillah, kami bersyukur karena dari hasil rapat dengan koordinator SPPG wilayah Asmat di sampaikan telah ada 4 (empat) dapur aglomerasi yang terdaftar di pusat, satu dapur telah siap dan Kepala SPPG, Ibu Halima, sudah melapor kepada kami di Satgas,” ujar Iqbal. saat diwawancarai papualink.co via telpon.Pembentukan Satgas dan Tantangan Awal Iqbal menjelaskan bahwa pelaksanaan program MBG ini dikelola oleh Badan Gizi Nasional (BGN) secara terpusat, dan yayasan yang menjalankan program di daerah ditunjuk langsung oleh pusat. Pemerintah Daerah (Pemda) Asmat, diwakili Satgas, awalnya menghadapi kendala karena tidak terlibat langsung dalam proses pendaftaran dan pengelolaan dana. * Program MBG diprogramkan dan sudah disampaikan ke seluruh kepala daerah untuk segera dilaksanakan. * Di daerah, tidak ada pengelolaan dan tidak ada dana khusus untuk mengelola dapur gizi. * Secara nasional, dapur MBG dikelola oleh Badan Gizi Nasional (BGN). * Proses pendaftaran dapur aglomerasi adalah urusan pusat. * Satgas MBG Kabupaten Asmat dibentuk sekitar bulan September untuk mempercepat pelaksanaan program. “Kami di daerah hanya menerima. Awalnya kami tidak tahu siapa yang daftar, bagaimana prosesnya, karena link semua ada di yayasan yang ada di pusat,” kata Iqbal. Sosialisasi program MBG di Asmat baru dilaksanakan pada bulan Oktober, setelah koordinator SPPG datang melaporkan secara resmi. Dari laporan tersebut, diketahui ada empat dapur yang terdaftar, namun tiga di antaranya masih tercatat dan belum terdaftar secara resmi, sementara satu dapur, yang dikelola Yayasan Bejana Nusantara, telah berproses. Kesiapan Operasional dan Dukungan Pemda Satu dapur yang telah siap operasional ini dijadwalkan akan mulai beroperasi namun, pihak Satgas meminta agar pelaksanaan launching disertai laporan resmi dan sosialisasi kepada Pemda dan Satgas. “Hal ini penting agar jika dapur ini sudah berjalan, Pemerintah Daerah dapat mendukung sesuai tugas dan fungsi OPD (Organisasi Perangkat Daerah) masing-masing, seperti Dinas Pertanian, Dinas Peternakan, dan Kopperindag,” tegas Iqbal. Tujuan utama dukungan Pemda adalah memastikan agar operasional dapur tidak boleh berhenti satu hari pun akibat terkendala yang sudah harus diantisipasi oleh koordinator SPPG wilayah asmat. Iqbal melihat program MBG ini sebagai peluang besar untuk menggerakkan perekonomian masyarakat lokal. Ia menyoroti potensi gangguan logistik dan harga yang mungkin timbul akibat tingginya permintaan bahan baku. “Kami sepakat bahwa kebutuhan dasar untuk dapur akan diprioritaskan perolehannya dari daerah setempat. Kalau memungkinkan, misalnya dia mau masak ikan, jangan ambil dari kapal luar, tapi ambil ikan dari tangkapan nelayan lokal,” jelasnya. Pihaknya juga berkomitmen untuk melindungi operasional dapur jika terjadi kelangkaan bahan baku. “Kalau terjadi chaos yang tidak bisa ditolerir, misalnya stok ayam di pasar tinggal sedikit, maka ayam itu tidak boleh dijual untuk masyarakat. Ayam wajib dibeli oleh dapur karena kita utamakan pelayanan dapur,” kata Iqbal. Selain itu, program ini juga berpotensi menciptakan lapangan kerja baru, baik sebagai tenaga kerja dapur maupun peluang usaha mikro, seperti pemasok air galon. “Kalau satu dapur bisa menampung 47 orang, dan nanti ada sepuluh dapur, bayangkan berapa banyak tenaga kerja yang terserap,” tambahnya. Tantangan yang dihadapi saat ini adalah kesiapan masyarakat, terutama ibu-ibu, untuk memproduksi makanan yang sesuai standar kesehatan dan gizi yang ditetapkan BGN, termasuk pemeriksaan kesehatan bagi juru masak. Iqbal berharap dengan berdirinya satu dapur ini dapat menjadi percontohan yang baik, sehingga menjadi bekal bagi Pemda untuk menerima dan mendukung operasional dapur-dapur MBG lain yang akan didirikan di Kabupaten Asmat.(Redaksi) |



RSS Feed